This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.




Jumat, 09 Januari 2015

Pembelajaran dari Romantic Relationships

Dari SMP sampai sekarang, kalau sudah tentang cinta, rasanya kok gak pinter-pinter ya. Butuh nabrak berkali-kali dan patah hati berkali-kali dan belum tentu mendapatkan lesson learnednya. Melihat kebelakang, ini hal-hal yang gue pelajari sebagai #reminder ketika masuk ke relationship yang baru (atau yang sekarang) yang gue rasa membantu gue banget memiliki hubungan yang ‘sehat’.

Let me know what you think.

1. It’s never a good idea to change me to fit the other person.

Gue inget banget jaman-jaman gue berusaha banget menyukai musik maupun film yang dia sukai. Sampai kalau dipikir-pikir hal-hal yang gue sukai jaman tersebut adalah hal-hal yang dia sukai. Sampai akhirnya gue kehilangan identitas diri gue sendiri karena gue terlalu ingin untuk dia menyukai gue.

Ada temen gue cerita ketika baru putus dari pacaran 7 tahun, “Gue baru sadar bahwa gue membangun hidup gue mengelilingi dunianya, sampai gue berubah banget. Dan sekarang gue sampai tidak mengenali siapa diri gue lagi.”

We do that. Kita bisa kehilangan diri kita dalam sebuah relationship. Malah, sebaliknya, perkuat your passion sehingga kita pun bisa menginspire orang lain.

Gue belajar bahwa hubungan bukan menghitung banyaknya persamaan, tetapi sejauh mana kita bisa memperkaya satu sama lain dari perbedaan kita. Sehingga dalam perjalanannya kit memperkuat diri kita dengan kehadiran orang lain.

Tanyakan ke diri sendiri, “How have you become better because this other person?” dan sebaliknya “Bagaimana orang ini telah lebih baik karena ada gue?”

2. If you want it too much, it’s desperation. Then it becomes an addiction. Then it’s not healthy anymore.

Terkadang kita terlalu desperate. Melihat sekeliling kita sudah pada pacaran, menikah, punya anak, memberikan pressure juga ke diri kita sehingga kita bisa melakukan hal-hal yang mensabotase diri kita sendiri, seperti:
- Mencari di tempat-tempat yang salah
- Mau melakukan segalanya agar orang lain suka dengan kita
- Mau mengkompromise semuanya walau kita gak happy
- Mau menunggu bertahun-tahun (digantungin) walau sebenarnya dia gak suka-suka banget sama kita.

“I can’t live without you. I can’t love anyone else like I love you.” <— #lebay.
“I can live without you. But my life is a lot more colorful with you in it” <— #beautiful

Nothing healthy comes out of desperation. Karena apapun yang kita lakukan jadi memaksakan diri. Kita melakukannya karena rasa takut, bukan karena cinta.

3. We love the IDEA of the person, and not the person itself.

Bisa sih kalau mau menyalahkan fairy tales, tapi apa untungnya salah-salahan. Kita ingin pasangan yang ‘perfect’, the prince charming ataupun trophy wife — semua yang ‘kelihatannya’ keren, karena kalau mereka keren, kitapun akan terlihat keren kan?

Seperti apply untuk pekerjaan kan, di kertas (CV/Resume) kelihatannya keren banget, tetapi apakah itu yang paling cocok untuk kita?

Di CV/Resume itu tidak terlihat values atau karakternya. Kita menilai dari hal-hal yang kelihatan tetapi jadi melupakan what matters most seperti:
- Bagaimana dia memperlakukan orang lain selain saya?
- Apakah dia akan ada atau lari dari masalah?

Relationship bukan tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan, tetapi apa yang kita rasakan ketika kita bersama dengan mereka.

4. Never expect people to CHANGE.

Gak ada yang perfect. Semua orang itu ada kekuatannya dan kelemahannya. Semoga semua kekuatannya bisa cukup untuk kamu menerima semua kelemahannya. Dan cinta itu tentang menerima seseorang seutuhnya, bukan sebagian. Bukankah kita seindiri juga ingin dicintai secara utuh?

Kalau kamu masih suka ngomong, “Yah, semoga suatu hari nanti dia berubah.” —> Lupakan. It’s not going to happen. Gak sehat untuk kamu maupun dia.

What you focus one expands. Karena terkadang kita lebih banyak fokus ke hal-hal yang negatif dan kurang fokus ke hal-hal yang positif sehingga gak pernah ada yang cukup.

Akhirnya kita terlalu banyak ekspektasi terhadap orang tersebut. Dia harus A, B, C ataupun “Kalau loe cinta sama gue elo harus melakukan A, B, C.” Kalau sudah mulai pakai kata ‘harus’ itu sudah gak sehat lagi

5. Sometimes, it just doesn’t work out.

Terkadang, kita harus berpisah. And it’s okay. Kita gak perlu cocok dengan semua orang dan gak mungkin cocok dengan semua orang. Ini kan proses.

Relationship itu juga tentang mensinkronkan values, komitmen, gaya komunikasi dan juga sense of purpose. Jangan sampai yang kita lakukan itu karena terpaksa, gak enakan ataupun dipaksakan. If it doesn’t feel good, take notes.

Contoh, beberapa hal yang akhirnya gue tahu gue gak akan pernah bisa pacaran sama orang-orang yang punya kualitas sebagai berikut:
- kalo becanda merendahkan orang lain
- suka nyuruh-nyuruh gak penting karena gue yang perempuan (*toyor*)
- kalau ngomong sama waiter/asisten rumah tangga ketus
- kalau berantem selalu mencari siapa yang salah (dan selalu gue) dan bukan apa yang bisa dilakukan sekarang

Cukuplah bisa di blacklist 

Untuk tahu apa hal-hal yang kita gak mungkin bisa toleransi di orang lain itu penting, karena it shows our values dan nilai-nilai yang penting di dalam hidup kita.

6. Relationship is about what you put in as much as what you take out.

Sering kali kita ditanya ingin pasangan/hubungan seperti apa? Lalu kita jawab kita ingin A, B, C dan listnya panjang sekali. Tetapi jarang kita ditanya, “Apa yang kamu bisa kontribusikan dalam sebuah hubungan?”

I love that question. Karena sekarang dalam setiap relationship (gak cuma yang romantis-romantis saja) gue mencoba bertanya ke diri gue:
- Sudahkah gue make quality time untuk orang ini?
- Apakah gue selalu mengapresiasinya atas diri maupun hal-hal yang dilakukannya (dan gak cuma kritik doang)?
- Sudahkah gue put my effort dalam relationship ini?
- Apakah gue memberikan humor dan juga kebahagiaan di sini?
- Apakah gue selalu menunjukkan respect ke orang ini?
- Apakah gue selalu mengatakan thank you dan juga maaf ketika melakukan kesalahan?
- Bisakah orang ini merasakan cinta gue? #eaaaah

Where you plant love, it grows. Don’t take things for granted.

7. It’s not going to work if you don’t love yourself first.

Sam: Why do I and everyone I love pick people who treat us like we’re nothing?
Charlie: We accept the love we think we deserve.
- The Perks of Being a Wallflower

Kalau kamu belum bisa menerima dan mencintai dirimu apa adanya, selalu butuh approval dan perhatian, maka dengan siapapun kamu akan terus mengambil energi mereka. Dan cinta seperti apapun tidak akan pernah cukup karena selalu berasal dari luar dan bukan dari dalam diri.

8. Infatuation vs. Love

Infatuation adalah rasa, chemistry, hormon, passion yang kita rasakan terhadap orang lain. Love adalah tindakan yang kita lakukan dalam menunjukkan betapa kita mengapresiasi orang tersebut.

Infatuation bisa hilang. Love, karena tindakan, bisa terus berkembang.

Jadi biasanya gue tunggu 3 bulan. Kalau dalam 3 bulan gue masih suka, tandanya gue beneran suka, dan bukan hanya terbawa romantisme  

9. It reveals all your insecurities (and magic) 

Semua insecurities kita, hal-hal yang membuat kita tidak percaya diri atau tidak nyaman akan keluar semua ketika kita dalam sebuah relationship. Karena relationship is a reflection of who we are.

Kamu bisa orang paling percaya diri tetapi tiba-tiba gak PD sendiri dalam relationship. And this is great, karena kamu jadi bisa lebih self-aware terhadap diri yang selama ini jarang kelihatan.

Be honest about it. Bukan akhirnya melihat semua kelemahan-kelemahan orang lain, tetapi juga bisa jadi reflektif diri.

But, the greatest kind of relationship adalah yang bisa menunjukkan betapa amazingnya diri kita. Terkadang kita baru bisa melihat betapa amazingnya diri kita dilihat dari kaca mata orang lain.

10. It grows you or kills you.

Antara menghirup oksigen atau karbondioksida. Yang satu membuat kamu bisa bernafas lebih dalam, yang satu membuat kamu pingsan/mati perlahan-lahan. Walau kadang kita gak sadar dalam sebuah hubungan itu apa yang kita hirup.

11. Sometimes, fighting = love.

Tidak pernah berantem belum tentu cinta. Dan berantem belum tentu tidak cinta. Yang perlu dipelajari bersama adalah bagaimana berantem yang sehat, jadi gak dikumpulin, disimpen-simpen, dipikirin trus diungkit-ungkit.

12. There will be ups and downs.

Seperti jalanan maupun hidup. Dan semoga kamu bisa mengapresiasi dua-duanya, the ups and downs.

13. Be open. Communicate. Show who you are. And then listen.

However, penting untuk saling terbuka tentang perasaaan dan keinginan. Perasaan dan keinginan. Sering kali kita diam saja tentang perasaan dan keinginan kita, memangnya orang lain bisa baca pikiran kita? Ask for what you want in a relationship. Share how you feel. Sejauh mana kita bisa saling mensupport satu sama lain.

Sering kali yang kita komunikasikan adalah hal-hal yang kita gak suka tetapi bukan apa dampaknya di dalam relationship. Kita punya hak kok untuk mengatakan apa yang kita inginkan atau rasakan. Ujung-ujungnya it’s a partnership, jadi kalau tidak bisa berpartner dan saling mendukung apa tujuannya?

14. Jangan bawa-bawa masa lalu.

Kalau kamu membawa bata-bata dari masa lalu, maka kamupun akan membangun rumah yang sama. Setiap relationship itu berbeda. Bawa wisdomnya, tetapi jangan lalu dicompare dengan masa lalu. Kalau kamu tidak berubah maka relationship pun tidak akan berubah. Kalau kamu ingin relationshipmu berbeda, maka kamu pun harus berbeda dari yang lalu.

Rabu, 07 Januari 2015

10 Tanda Bahwa Pacarmu Saat ini Adalah Jodoh yang Tepat

Jodoh adalah misteri yang tak akan ada ujungnya. Tidak jarang orang terjebak dalam kegalauan tak bertepi karena masalah pendamping hidup ini. Memang wajar sih, siapa orangnya yang nggak mau menemukan dia yang dengan nyaman berjalan di sisi dan menemani hingga tua?

Pertanyaannya, gimana kita bisa tahu kalau dia jodoh kita? Adakah sih tanda-tanda yang bisa menunjukannya? Tenang, cermati tanda-tanda ini baik-baik untuk memutuskan apakah pasangan yang sedang kamu kencani memang benar-benar jodohmu atau bukan.


1. Kamu dan Pasanganmu Saat Ini Bersatu Tanpa Banyak Usaha

Berbeda dari mantanmu kebanyakan, kalian menjalin hubungan tanpa perlu banyak usaha. Kamu nggak perlu merubah diri secara heboh untuk menarik perhatiannya. Begitu pun dia, kamu langsung merasa nyambung dan cocok saat ngobrol. Walau biasanya kalian jarang bisa langsung akrab sama orang asing.

Kalau dulu kamu harus pakai tahapan PDKT-jadian-pacaran ala-ala anak ABG, hubunganmu dan pasangan yang satu ini rasanya berjalan saja dengan mulus. Kalian langsung merasa cocok satu sama lain, menjalani hubungan dengan tenang, diterima keluarga kedua belah pihak. Tanpa kamu sadari ada tangan-tangan lain yang mengatur mulusnya hubungan kalian berdua.

2. Hubungan Kalian Tenang dan Minim Drama

Sebelumnya hubungan cintamu selalu identik dengan drama nggak penting. Kamu kerap menangis karena dia melakukan hal-hal yang menyakiti hatimu. Di matamu aturan-aturan yang dia buat kerap terasa mengekang. Walau sudah lama bersama kalian belum bisa menyesuaikan diri satu sama lain.

Terkadang kamu lelah terus menjalani hubungan yang menguras emosi seperti ini. Sebentar adem-ayem, eh tiba-tiba ada drama lagi. Kalau memang dia jodohmu hubungan kalian nggak akan terasa seperti roller coaster.

Drama, kerap dimunculkan pasangan yang tidak bisa menghadapi permasalahan mereka secara dewasa. Reaksi berlebihan yang terkesan dramatis adalah substitusi dari keinginan bicara yang tidak bisa dikomunikasikan dengan baik. Kamu gak mau kan dalam hubungan suami-istri nanti dipenuhi drama?

3. Keluarga Dan Sahabatmu Mudah Membuka Tangan Untuk Menerimanya Sebagai Orang Baru yang Dekat Denganmu

Salah satu tanda bahwa kalian berjodoh adalah penerimaan yang kalian dapatkan dari lingkaran terdekat. Mantan pacarmu sebelumnya gak bisa dengan mudah melebur dalam perbincangan hangat dengan Oom dan Tantemu di pertemuan keluarga. Sebelumnya kamu belum pernah menjalin hubungan dengan dia yang langsung bisa nyambung sama sahabat-sahabatmu.

Baru dia yang bisa. Dan bukan nggak mungkin, memang cuma dia yang bisa.

4. Kamu Bisa Berdamai Dengan Segala Keanehan dan Tingkah Ajaibnya

Dia nggak setampan atau secantik artis Hollywood favoritmu. Sesekali dia bisa berubah jadi makhluk yang egois dan menyebalkan. Kamu juga kerap sebal kalau dia telat atau dengan tidak sopannya buang angin didepanmu. Pasangan yang sedang bersama denganmu saat ini tidak sesempurna orang yang kamu idam-idamkan.

Tapi kamu merasa semua kekurangannya tersebut wajar dan oke-oke saja kok untuk bisa diterima. Nggak ada sifat mendasar yang sangat berseberangan denganmu. Kamu merasa dia tidak perlu berubah untuk bisa berjalan disisimu. Bersama dia kamu bisa memahami walau tidak akan ada orang yang sempurna tapi ada orang yang bisa dengan ikhlas kamu terima kelemahannya.

5. Hubungan Kalian Terus Bertransformasi Jadi Semakin Dekat. Bukan Cuma Sekedar Pacar, Dia Juga Bisa Jadi Sahabat Baik

Hal paling mengerikan dari kehilangan pasanganmu saat ini bukan rasa sepi karena tidak ada lagi yang memperhatikanmu dengan manis. Lebih dari itu, kehilangan dia juga berarti kehilangan seorang sahabat baik. Dia yang bisa kamu ajak bertukar pikiran. Seseorang yang bisa mendengarkanmu dan memberimu masukan dengan jujur.

Tanda yang baik bahwa dia jodohmu adalah saat hubungan kalian sudah berkembang dari sekadar cinta manis antara pria dan wanita ke pendampingan sepasang sahabat. Dalam dirinya kamu akan menemukan kasih sayang dari seorang kekasih, plus kenyamanan jadi diri sendiri yang kamu rasakan kalau lagi bersama sahabat. Pokoknya pasanganmu yang satu ini memang paket lengkap, deh.

6. Hidupmu Menuju Ke Arah yang Lebih Baik Dengan Pendampingannya

Gak akan ada jodoh yang dikirim Tuhan untuk merubahmu jadi lebih buruk kan? Seseorang yang memang sudah tergariskan untukmu secara otomatis akan membaikkanmu. Semenjak kamu bersama dia kamu merasa banyak perubahan signifikan ke arah yang lebih positif. Kalau dulunya kamu agak ogah-ogahan bekerja, kehadirannya kini jadi penyemangatmu agar lebih giat.

Untuk meyakinkan diri apakah si dia jodohmu atau bukan, coba deh tengok lagi perkembangan kalian secara pribadi pasca memutuskan bersama. Jika kalian gak ada perubahannya setelah menjalin hubungan, maka komitmenmu perlu dievaluasi Tapi kalau kamu dan dia sama-sama berkembang ke arah yang lebih baik berdua, ini adalah sinyal positif. Selamat saling mendampingi menuju impian yang kalian idamkan, ya.

7. Kalian Tak Perlu Kehilangan Kehidupan Lain Hanya Karena Hubungan yang Sedang Dijalani

Ada kan hubungan yang membuat dua orang yang berada di dalamnya jadi gak punya waktu lagi untuk kehidupan sosialnya? Kemana-mana berduaan aja sama pacar. Terkadang kamu sampai melupakan hobi yang dulu sangat kamu gemari. Ya gimana mau bergaul dengan teman atau menekuni hobi, sebentar-sebentar kamu harus repot mengurus drama yang kurang begitu penting.

Jodoh yang baik sepatutnya tidak membuatmu lelah secara emosional. Alih-alih banyak menuntut, kamu dan dia sudah bisa menemukan jalan tengah untuk menciptakan hubungan yang seimbang. Bersama dia kamu tetap punya waktu untuk main dengan teman-temanmu, kamu tetap punya ruang untuk asyik sendiri dengan hobimu.

Bagaimana dengan dia, apa dia nggak merasa kesepian? Dia yang sudah tergariskan untukmu akan tetap di sisi. Mendampingi hidupmu sembari sibuk mengejar mimpinya sendiri.

8. Tak Hanya Saling Cinta, Kalian Juga Berbagi Impian dan Tujuan Hidup yang Sama

Orang yang bisa mendampingimu adalah dia yang rela berbagi tujuan hidup bersama. Kalau memang jodoh, kamu dan dia akan bisa bertoleransi untuk mewujudkan impian berdua. Secinta apapun kamu ke seseorang, kalau pandangan hidupnya beda ya ujungnya semua akan bubar jalan. Untuk lebih meyakinkan, coba deh ajak pasanganmu berbincang ringan soal hidup macam apa yang ingin mereka jalani ke depan.

Apakah kalian sama-sama ingin menjalani hidup sederhana namun penuh manfaat bagi orang lain? Atau keinginanmu dan dia justru sangat berseberangan? Kamu pengen kerja dimana saja asal kaya raya, eh dia super idealis gak mau kerja di perusahaan multi-nasional yang disinyalir kerap mengemplang pajak. Jika ternyata kamu dan dia gak punya pandangan hidup yang serupa, bisa jadi kalian hanya ditakdirkan bersinggungan saja tanpa harus selamanya bersisian.

9. Bersama Dia, Kamu Merasa Mampu Menjalani Masa Depan

Secara logis tinggal berdua dalam komitmen suci dengan seorang asing yang baru kita kenal se-per-sekian persen dari seluruh waktu hidup harusnya mengerikan. Gimana bisa kamu percaya sama orang yang kamu nggak tahu masa lalunya gimana? Siapa yang bisa jamin kalau dia bukan mantan yakuza yang banyak membunuh orang di masa lalu?

Bersama dia yang memang tergariskan jadi jodohmu, masa depan bersama justru akan terlihat membahagiakan. Walau nanti cicilan rumah mahal, biaya sekolah anak melambung tinggi, carut marut negeri juga belum terbenahi — tapi bersamanya kamu tahu semua akan baik-baik saja. 

Bahkan kamu bisa membayangkan dia akan jadi Bapak atau Ibu yang baik bagi anak-anakmu kelak.

10. Dia Membuatmu Rela Berhenti Mencari. Dia Memang Tak Sempurna, Tapi Hidupmu Tak Lengkap Bila Bukan Dia yang Mendampingi

Pada akhirnya, keyakinan memang tidak bisa ditukar dengan apapun. Saat bertemu seseorang yang sudah tertakdirkan jadi jodohmu kamu akan merasa seperti tutup botol bertemu ulirnya: “klik!”. Tanpa perlu banyak alasan kamu akan yakin bahwa dialah yang tepat jadi garis finish petualanganmu selama ini.

Di ujung hari, kalian akan saling menyandarkan punggung. Berbagi lelah, menceritakan kejadian konyol yang dihadapi sedari pagi, bersyukur. Keputusannya berhenti di kamu, kerelaanmu berhenti di dia membuat kalian jadi dua manusia yang merasa paling tergenapkan di dunia.

Nah, gimana sekarang? Sudah semakin yakin kalau dia jodohmu, atau justru mulai deg-degan karena nampaknya bukan? Apapun itu, semoga kehidupan cintamu menyenangkan